Wall Street Berakhir Variatif: Dow +0,17%, S&P 500 -0,21% dan Nasdaq -0,12%
Wednesday, April 17, 2024       04:25 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir lebih rendah dalam perdagangan yang berombak, Selasa, seiring kenaikan imbal hasil US Treasury, dengan investor mempertimbangkan kemungkinan jalur suku bunga dalam perekonomian Amerika Serikat yang tetap tangguh dengan inflasi terus bertahan.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 63,86 poin, atau 0,17%, menjadi 37.798,97, S&P 500 kehilangan 10,41 poin, atau 0,21%, menjadi 5.051,41 dan Nasdaq Composite Index melemah 19,77 poin, atau 0,12%, menjadi 15.865,25, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (16/4) atau Rabu (17/4) pagi WIB.
S&P 500 dan Nasdaq anjlok hampir 4% dari rekor tertinggi yang dicapai bulan lalu.
Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, Selasa, mengatakan data inflasi baru-baru ini belum memberikan kepercayaan yang cukup kepada pengambil kebijakan untuk segera melonggarkan kredit, dan mencatat bank sentral AS mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dow Jones Industrial Average mendapat dorongan dari laporan keuangan kuartalan UnitedHealth Group yang lebih baik dari perkiraan. Sektor real estate dan utilitas menjadi penghambat terbesar dalam pergerakan S&P 500, sementara sektor teknologi memberikan dorongan terbesar.
"Investor mencoba menyeimbangkan narasi dua sisi ini: pertumbuhan ekonomi AS, yang terlihat sangat bagus, dan pada saat bersamaan gambaran inflasi dan suku bunga, yang pada akhirnya akan menjadi masalah bagi pasar ekuitas," kata James St Aubin, Chief Investment Officer Sierra Mutual Funds di California.
Laporan yang dirilis Senin menunjukkan penjualan ritel tumbuh lebih dari ekspektasi sepanjang Maret, sebuah tanda ketahanan ekonomi AS yang membantu mendorong imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ke level tertinggi lima bulan, Selasa.
Saham Morgan Stanley melejit 2,5% setelah laba kuartal pertamanya mengalahkan perkiraan, didorong lonjakan pendapatan dari investment banking.
Bank of America merosot 3,5% setelah pemberi pinjaman tersebut membukukan laba kuartal pertama yang lebih rendah karena provisi kerugian pinjamannya meningkat.
Johnson & Johnson tergelincir 2,1% karena pendapatan produsen obat tersebut meleset dari perkiraan analis setelah penjualan obat psoriasis terlarisnya, Stelara, jauh dari ekspektasi.
Tesla menyusut 2,7% sehari setelah jatuh lebih dari 5% di tengah berita bahwa pabrikan mobil listrik tersebut berencana memberhentikan lebih dari 10% tenaga kerja globalnya.
Volume di bursa Wall Street tercatat 11,48 miliar saham, dibandingkan rata-rata 11,05 miliar saham dalam 20 hari terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-UnitedHealth Group Incorporated (5,28%)
-Salesforce Inc (1,65%)
-Boeing Co (1,63%)
Saham berkinerja terburuk
-Johnson & Johnson (-2,15%)
-Apple Inc (-1,92%)
-Honeywell International Inc (-1,71%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Super Micro Computer Inc (10,60%)
-Globe Life Inc (7,51%)
-UnitedHealth Group Incorporated (5,28%)
Saham berkinerja terburuk
-Live Nation Entertainment Inc (-7,53%)
-Albemarle Corp (-5,30%)
-Northern Trust Corporation (-4,96%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-WiSA Technologies Inc (248,57%)
-Jaguar Health Inc (50,08%)
-Dynatronics Corporation (48,25%)
Saham berkinerja terburuk
-Pacific Biosciences of California (-50,62%)
-Ryvyl Inc (-35,78%)
-Kaival Brands Innovations Group Inc (-32,38%).

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM